Sejarah Hidroponik.
Kata Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu "Hydro/hidro" yang berarti Air dan "ponos/Ponik" yang artinya daya.Konsepnya adalah berkebun/menanam tanpa tanah. Hidroponik sudah dikenal ribuan tahun lalu, contohnya : Taman Gantung di Babylonia dan Taman Mengambang di Cina. Para ilmuwan mulai bereksperimen berkebun/bertanam dengan tanpa tanah sekitar tahun 1950. Sejak itu beberapa negara seperti Belanda, German dan Australia menggunakan hidroponik untuk menghasiilkan produksi buah dan sayuran secara luar biasa dengan menggunakan sedikit lahan.
Keuntungan Hidroponik
Hidroponik terbukti mempunyai beberapa keunggulan daripada berkebun dengan media tanah. Rata-rata pertumbuhan tanaman hidroponik lebih cepat 30-40 persen dibanding tanaman tanah dengan kondisi alam yang sama. Perkembangan tanaman pun lebih besar. Ilmuwan percaya ada beberapa alasan untuk perbedaan signifikan antara hidroponik dengan berkebun cara lama menggunakan media tanah/lahan. Ekstra oksigen dalam perkembangan akar sangat membantu merangsang pertumbuhan tanaman. Akar tanaman lebih cepat meresap nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi dalam sistem hidroponik dicampur atau dilarutkan dengan air dan langsung dialirkan ke akar.Tanaman tidak perlu lagi mencar nutrisi di dalam tanah. Nutrisi tersebut dialirkan ke tanaman beberapa kali dalam sehari. Sistem hidroponik hanya memerlukan sedikit usaha untuk mendapatkan hasil. Tanaman hanya menggunakan sedikit energi untuk tumbuh dengan cepat dan memmproduksi banyak buah. Tanaman hidroponik juga lebih sedikit gangguan dari serangan hama dan pengawasan dan penanggulangan yang mudah jika terjadi serangan hama pengganggu.
Kebun hidroponik juga mempunyai beberapa keuntungan terhadap lingkungan. Kebun hidroponik menggunakan lebih sedikit air dibanding perkebungan tanah (konvensional) , sebab penggunaan nutrisi yang bisa didaur ulang. Selain itu penggunaan nutrisi atau pupuk kimia buatan yang dilarutkan di air tidak berpengaruh langsung ke dalam tanah, sehingga kerusakan tanah akibat pupuk kimia buatan bisa dikurangi bahkan tidak sama sekali berpengaruh ke tanah. Berkebun hidroponik juga menggunakan sedikit pestisida bahkan hampir tidak menggunakan pestisida, biasanya hama yang menyerang tanaman untuk mengatasinya menggunakan pestisida alami yang dibuat dari herbal. Selain itu karena pengawan terhadap hama jauh lebih mudah dibanding berkebun secara konvesonal, maka penggunaan pestisida bisa dikurangi. Sejak sitem hidroponik digunakan, penggunaan permukaan tanah berkurang, ini membuat erosi terhadap permukaan tanah berkurang.
Media Tanam
Tujuan penggunaan media tanam adalah untuk aerasi dan mendukung sistem perakaran dari tanaman serta untuk mennyalurkan air dan nutrisi.. Ada Beberapa media berbeda yang digunakan dalam sistem hidroponik. Media yang kering seperti hidrocon atau sejenisnya dapat bekerja baik dalam sistem Ebb and Flow (Baca artikel sistem hidroponik). Hidrocon dibuat dari tanah liat (clay) bersifat ringan, media tanam ini memungkinkan sistem perakaran lebih mudah mendapat oksigen karena sifatnya yang renggang. Media alternatif pengganti hidroton ialah dengan menggunakan pecahan batu bata atau batuan ringan (kerikil, batu apung). Media tanam ini sangat stabil dan tidak banyak mempengaruhi tingkat PH larutan nutrisi.
Rockwool adalah media tanam yang paling populer. Rockwool pada awalnya digunakan dalam kontruksi sebagai bahan peredam dalam bangunan. Namun tidak seperti Rockwool yang digunakan sebagai peredam, Rockwool hidroponik dibuat dan dipress dalam bentuk kubus dan blok panjang dengan ukuran nya di sebut slab. Rockwool terbuat dari batuan vulkanis dan batu gamping. Komponen tersebut dilelehkan pada temperatur lebih dari 2500 derajat celcius. Karena prosesnya melalui temperatur tinggi, media rockwool sangat steril dari bakteri, virus dan jamur yang biasanya terdapat dalam media tanam lainnya.
Media tanam lainnya yang umum dipakai adalah perlite, vermiculture dan pasir. Ketiga media tanam ini stabil dan jarang mempengaruhi PH larutan nutrisi. Meskipun ketiga jenis media tanam ini sangat mudah lembab cenderung basah. Hanya beberapa tanaman saja yang cocok menggunakan media ini. Perlite, vermikulture dan pasir adalah pilihan media tanam yang murah dan cocok digunakan dengan sistem wick (sumbu), meskipun ketiga media tanam ini bukanlah media tumbuh yang efektif.
Nutrisi
Sebagian besar nutrisi dasar yang digunakan dalam berkebun lahan (media tanah) bisa digunakan dalam nutrisi hidroponik.Nutrisi hidroponik mengandung semua elemen yang dibutuhkan tanaman seperti halnya penanaman secara konvensonal di tanah. Nutrisi ini bisa didapatkan di toko pertanian. Sebagian besar dari nutrisi hidroponik merupakan konsentrat tinggi, biasanya digunakan 2 atau 3 sendok makan untuk 1 galon air. Nutrisi yang umum dipakai dalam hidroponik adalah AB mix, disebut AB mix karena memang nutrisi ini terdiri dari dua kemasan A dan B biasanya berbentuk bubuk yang kemudaian dibuat pekatan. Pekatan atau kita sebut saja biang Nutrisi. 1 Paket kemasan AB mix masing-masing kemasan dilarutkan ke dalam 5 liter air, jadi nanti kalau sudah dilarutkan kita akan mendapatkan 2 kontainer pekatan berisi 5 liter. Dalam penggunaannya, pekatan ini kita campur air kembali dengan perbandingan 1 liter air plus pekatan A dan B masing-masing 5 ml (atau sesuai kebutuhan). Yang Terpenting perbandingan pekatan A dengan B harus seimbang. Nutrisi AB mix ini mengandung Unsur Makro dan Mikro yang dibutuhkan tanaman. Dalam satu paket kontainer AB mix bisa digunakan untuk 1000 liter larutan nutrisi.
Hal penting lainnya dalam Hidroponik adalah pH air, karena memang dalam hidroponik menggunakan banyak air maka Kadar pH dalam air harus menjadi perhatian kita.Sebagian besar tanaman yang dapat tumbuh dalam hidroponik harus berada dalam pH kisaran 5,8 sampai 6.8. Paling baik kadar pH nya adalah 6.3. Untuk mengetahui kadar pH dalam air umumnya menggunakan pH meter.